Saat itu, bel MAN kota batu berbunyi. Waktu istirahat tiba di kelas 11 Mipa 2. Huruk piruk siswa-siswi bersanda-gurau dengan kawannya. Beda lagi dengan Vayu (Ayu) yang terdiam sejak memasuki kelas. Mochja (Najja) yang tersadar akan hal itu, menghampiri Vayu.
Mochja: Yu, apa baik-baik saja? Sakitmu tidak kambuh–
Vayu: Baik kok
Zabna (Sabrina) dan Heesya (Annisa) yang sedang masuki kelas, melihat Mochja dekat dengan Vayu. Mereka merasa jengkel. Karena Vayu yang dianggap pembawa sial oleh mereka tidak boleh mendekati siapa pun.
Zabna: Eh ja! Kenapa kamu sama dia? *Zabna langsung menyambar Mochja untuk pergi bersamanya.
Heesya: Kamu belum tahu rumornya kalau dia itu pembawa sial?
Zabna: Nanti kamu kena batunya, lho..
Heesya: Aku sarankan jauhin saja dia *Zabna mengangguk setuju
Mochja: Emang ini urusan kalian? *dengan datarnya, Mocha kembali ke tempatnya (backstage)
Heesya: Apa-apaan sih?
Zabna: Gara-gara si sial sih, kenapa jadi kita yang dimarahin? *Heesya hanya mengeram kesal
Bel masuk pun berbunyi. Para penghuni kelas kembali ke tempatnya masing-masing.
Sampai waktu pulang sekolah. Vayu merasa badannya berat. Padangan matanya kabur. Kepalanya pilu menghadapi sakitnya. Tiba-tiba Vayu berpapasan dengan Zabna dan Heesya di pekarangan sekolah.
*Zabna yang berbincang ria dengan Heesya sekita ditabrak oleh Vayu, hingga tas Zabna terjatuh
Zabna: Kalau jalan pakai mata dong! *berjongkok mengambil tasnya
Vayu: Ma-maaf!
Heesya: Sial banget deh! Bisa tidak, tidak mengganggu kita?
Zabna: Sudahlah, percuma ngomong sama dia. Makin sebel nanti!
*Zabna pergi, disusul Heesya yang menyenggol Vayu dengan bahunya.
Beberapa hari berlalu, Vayu menerima banyak cacian dan makian dari teman-teman yang lain, hanya Mochja yang peduli dengan keadaannya. Meskipun Vayu sedih, dia tegar menerima apapun. Hingga pada pejalanannya pulang di setapak pinggiran sungai, dia menjatuhkan kotak obatnya. Zabna dengan gesitnya mengambil kotak obatnya.
Zabna: Wah, apa ini?
Heesya: Obat? Hei, na, jangan dekat-dekat tertular lho
Vayu: Kembalikan!
Zabna: Kalau tidak mau?
Vayu: Jangan aku membutuhkan– *Vayu menahan tangis
*Zabna langsung melemparkannya ke sungai
Zabna: Wops! Tanganku lecet..
Heesya: Masuk ke sungai deh, kasihan~ *Zabna dan Heesya tertawa puas
Heesya: Mangkannya jangan lemah jadi orang!
Zabna: Rasain! Emang enak? *Zabna dan Heesya pergi meninggalkan Vayu
*Mochja yang melihat dari kejauhan menghampiri Vayu yang menangis
Mochja: Yu! Ada apa? Mereka apa yang mereka lakukan?
Vayu: Mereka membuang kotak obat yang dibelikan ayahku dengan susah payah ja..
Mochja: Innallaha ma'ashobirin! Sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar, yu! *Vayu mengangguk
Mochja: Akan aku belikan lagi obatnya, ayo!
Mochja yang memiliki uang berlebih membelikan Vayu obat dan mengantarnya pulang
Drama tentang Emosi sedih dan psikologi, sobat!
Semoga bermanfaat